KOCAK !! ABU NAWAS DAN DOA YANG TERGESA GESA

KOCAK !! ABU NAWAS DAN DOA YANG TERGESA GESA

Assalamualaikum semuanya semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada kita semuanya amin ya robbal alamin dikisahkan Pada suatu hari Abu Nawas hendak melakukan perjalanan pergi ke kampung seberang dengan mengendarai keledainya Ia pun memulai perjalanan yang lumayan jauh hingga sampailah ia melewati sebuah desa dan kala itu suara adzan Dhuhur berkumandang tak ingin meninggalkan kewajibannya sebagai seorang muslim Abu Nawas segera mendatangi masjid yang ada di desa tersebut Setibanya di Masjid Abu Nawas 

langsung mengambil wudhu dan menunaikan salat dengan tergesa-gesa selanjutnya Ia hanya berdoa dengan bacaan yang pendek kemudian Ia pun langsung beranjak untuk melanjutkan perjalanannya ternyata shalat Abu Nawas yang tergesa-gesa ini menarik perhatian seorang ulama yang juga selaku ketua masjid sang ulama pun segera menghentikan langkah Abu Nawas yang akan keluar dari masjid wahai Tuan salat yang anda lakukan itu bukan cara yang benar untuk berdoa kepada Tuhan anda harus mengulanginya kembali salat dan berdoalah dengan benar tegur ulama tersebut kepada Abu Nawas sang ulama mengira kalau Abu Nawas adalah seorang musafir yang tidak tahu tentang ilmu agama karena dari penampilan Abu Nawas tak mencerminkan seorang ulama sufi yang menguasai ilmu agama oleh sebab itulah ia merasa berkewajiban menegurnya agar Abu Nawas menunaikan salatnya dengan benar Sedangkan Abu 


Nawas sendiri juga berniat balik menegurnya tapi tentunya dengan cara yang konyol Abu Nawas pun menuruti Apa yang diperintahkan sang ulama ia kembali menunaikan salat agak lama dan juga membaca doa yang agak panjang ketika Abu Nawas telah selesai ia segera beranjak meninggalkan masjid sang ulama kembali menghentikannya sambil berkata sekarang Katakan padaku Tidakkah Tuhanmu akan lebih menghargai salat dan doamu yang kedua ini dibandingkan dengan salat dan doamu yang pertama dimana kamu melakukannya dengan tergesa-gesa Abu Nawas menjawab tidak juga jawaban Abu Nawas membuat sang ulama kaget Kenapa bisa begitu tanya sang ulama heran kemudian Abu 

KOCAK !! ABU NAWAS DAN DOA YANG TERGESA GESA


Nawas menjelaskan meskipun salat dan doaku yang pertama saya lakukan dengan tergesa-gesa tetapi setidaknya itu saya lakukan untuk Tuhan Karena salat pertama yang saya lakukan meskipun tergesa-gesa tapi kan tidak meninggalkan syarat sahnya salat sedangkan sholat dan doa kedua saya itu saya lakukan untuk anda jawab Abu Nawas sambil berlalu meninggalkan sang ulama seketika sang ulama menjadi malu karena orang yang ia tegur sepertinya lebih menguasai ilmu agama sang ulama hanya melihat seseorang dari penampilannya saja cerita berikutnya seringnya Abu Nawas berjalan bolak-balik masuk hutan membuat dirinya tak menyadari kalau sepatu yang dipakainya mulai rusak hingga pada suatu ketika saat ia berada di tengah hutan untuk menebang kayu sepatunya sobek dan tak bisa digunakan Ia pun lalu membuang kedua sepatunya terpaksa ia berjalan pulang tanpa menggunakan alas kaki karena jarak yang ditempuh 


lumayan jauh membuat telapak kaki Abu Nawas menjadi bengkak Kenapa dengan kakimu Mengapa tidak pakai sepatu dan hanya sang istri merasa prihatin sewaktu di hutan sepatunya rusak tak bisa digunakan lagi jadi aku buang saja Jawab Abu Nawas aku ada uang simpanan belilah sepatu baru tutur sang istri wajah Abu Nawas yang tadinya Murung kini langsung menjadi ceria Ketika sang istri memberikannya uang Abu Nawas segera bergegas ke toko sepatu namun sebelum berangkat Abu Nawas terlebih dahulu mengukur kakinya Dengan sehelai jerami dan menandainya barulah ia pergi ke toko sepatu yang ada di kota Sesampainya di toko sepatu Ia lupa membawa jerami yang tadi digunakan untuk mengukur kakinya tentu saja hal ini membuat Abu Nawas kebingungan pasalnya hari sudah 


menjelang sore yang berarti tidak lama lagi tokoh akan tutup akhirnya Abu Nawas menemukan solusi ia menghampiri pemilik toko sepatu dan berkata Tuan Bisakah Tuan menunggu barang Sejenak aku akan mengambil jeramiku yang tertinggal di rumah belum sempat si klik toko menjawab Abu Nawas bergegas pulang ke rumah untuk mengambil jerami pengukur kakinya lalu dengan tergopoh-gopoh Ia pun kembali lagi ke toko sepatu tersebut naasnya waktu sudah hampir malam dan tokoh yang ia datangi tentu saja sudah tutup Ia pun akhirnya pulang ke rumah dengan perasaan kecewa Setibanya di rumah sang istri bertanya mana 


sepatunya katanya mau beli Abu Nawas Kemudian menceritakan yang dialaminya mendengar itu sang istri menjadi heran bukankah Engkau bisa mengukurnya langsung pakai kakimu sendiri tanya sang istri kamu sama sekali tak mengerti kesulitanku Kalau dengan jerami ini ukurannya sangat akurat sedangkan kakiku tak mudah dipercaya ujar Abu Nawas penuh percaya diri cerita berikutnya dikisahkan kondisi ekonomi keluarga Abu Nawas sedang mengalami kesusahan Ia pun berinisiatif mencari pekerjaan untuk menafkahi keluarganya maka Pergilah Abu Nawas ke pasar beberapa tokoh sudah ia datangi hendak melamar pekerjaan namun tak satupun yang berminat menggunakan jasa tenaganya Maaf Abu Nawas tokoh Kami sedang sepi Jadi kami tak mampu untuk membayarmu ucap salah satu pemilik toko hingga waktu menjelang siang Abu Nawas masih belum juga mendapatkan pekerjaan dengan perasaan kecewa Abu Nawas memutuskan balik ke rumah ketika ia Tengah menyusuri jalanan sepi tiba-tiba kakinya terantuk 


sesuatu Karena penasaran Abu Nawas membungkuk dan mengambilnya ternyata cuman koin penyok yang sudah karatan gerutu Abu Nawas kecewa Meskipun begitu Ia memasukkan koin tersebut ke dalam sakunya kemudian ia melanjutkan langkahnya pulang ke rumah saat ia melewati toko barang antik ia ditegur oleh si pemilik toko yang kebetulan adalah sahabatnya Hei Abu Nawas dari mana mampirlah kemari mintanya Abu Nawas pun mampir ke toko sahabatnya itu Ia lalu dipersilahkan duduk dan diajaknya minum secangkir teh hangat dari pagi aku mencari pekerjaan tapi belum juga aku dapatkan ucap Abu Nawas membuka obrolan kondisi pasar memang sedang lesu Abu Nawas kamu sendiri lihatkan tokoh saya terlihat sepi balas sahabatnya Oh iya tadi aku menemukan koin tapi Kondisinya sudah penyok dan karatan kalau kamu berminat ambil saja kata Abu Nawas sambil menyerahkan koinnya sahabatnya Itu tampak serius mengamati koin pemberian Abu Nawas ini kan poin barang antik Abu Nawas banyak yang 


mencarinya kemarin saja ada saudagar kaya datang kemari ia hendak membeli koin seperti ini begini saja Abu Nawas kamu sedang butuh uang kan sebagai imbalannya aku kasih kamu uang 300 Dinar ucap sahabatnya kamu serius tanya Abu Nawas kaget ya iyalah saya serius balas sahabatnya sambil memberikan uang 300 Dinar setelah menerima uang tersebut Abu Nawas buru-buru pamit pulang ia berencana membeli makanan bagi keluarganya di tengah jalan Abu Nawas berpapasan dengan seseorang yang sedang membawa kambing terlintaslah di benak Abu Nawas ingin membeli kambing tersebut untuk dijadikan hidangan Tapi sayangnya uang yang ia punya hanya 300 Dinar kamu berminat membeli kambing ini tanya orang tersebut ia tapi uangku cuman 300 Dinar jawab Abu Nawas tidak apa-apa aku memang hendak menjualnya 300 Dinar balas orang tersebut akhirnya Abu Nawas berjalan pulang dengan membawa seekor kambing dan lagi-lagi ketika ia melewati rumah saudagar kaya Abu Nawas dipanggilnya Hai 


Abu Nawas sini aku beli kambing Nanti malam aku mau mengadakan pesta keluarga ucap saudagar kaya boleh tapi harganya seribu dinar jawab Abu Nawas asal-asalan tanpa diduga saudagar kaya tersebut menyetujuinya ya sini aku bayar kata saudagar kaya dengan senang hati Abu Nawas menjual kambingnya sebab Ia mendapat untung 700 Dinar maka Pulanglah Abu Nawas dengan membawa uang seribu dinar sialnya saat ia hendak masuk rumah Abu Nawas dihadang sekawanan perampok salah satu dari mereka mengacungkan pisau belati ke arah Abu Nawas berikan uangmu atau Aku akan membunuhmu ancam si perampok dengan tubuh gemetaran Abu Nawas memberikan uang seribu dinar miliknya sementara Istri Abu Nawas yang melihat kejadian itu dari balik jendela langsung keluar dan berteriak Hai apa yang kalian lakukan mendengar teriakan tersebut para 


perampok ini langsung kabur tunggang langgang apa yang terjadi engkau baik-baik saja kan apa yang diambil oleh perampok tadi tanya sang istri tak ingin membuat istrinya marah Abu Nawas mengangkat bahunya dan berkata oh bukan apa-apa hanya sebuah koin penyok yang kutemukan tadi pagi Abu Nawas pun berjalan memasuki rumahnya di dalam rumah Abu Nawas ditutup termenung ia meratapi kejadian yang barusan menimpanya mungkin uang tadi bukan rezeki saya batin Abu Nawas menghibur diri tak berselang lama tiba-tiba pintu rumahnya diketuk seseorang Abu Nawas beranjak dari tempat duduk dan membukakan pintu ternyata tamu yang datang adalah sahabatnya yang 


mempunyai toko barang-barang antik Hai Abu Nawas Ada kabar gembira untukmu poin yang kamu temukan ternyata laku sampai 10.000 Dinar aku pikir akan lebih bijak bila hasilnya dibagi dua denganmu kata sahabatnya tadi siangkan aku sudah memberimu 300 Dinar dan Ini sisanya 4700 Dinar silahkan diterima ucap sahabatnya sambil memberikan uang sisanya Alhamdulillah Terima kasih kawan balas Abu Nawas kesabaran hati saat menerima musibah pasti akan berbuah kemanisan cerita berikutnya karena seringnya Abu Nawas melakukan kesalahan ia kerap mendapat hukuman dari Baginda Raja tapi yang membuat Baginda Raja 


kesal Abu Nawas selalu saja bisa lolos dari hukuman karena kecerdikannya dan kali ini Abu Nawas kembali melakukan kesalahan ia tertangkap tangan oleh prajurit istana Tengah menenggak minuman keras dengan sikap para prajurit ini segera menangkap dan membawanya kehadapan Baginda Raja Abu Nawas Abu Nawas kelakuanmu masih saja tidak berubah selama ini aku sudah berbaik hati sama kamu Aku sengaja meloloskanmu dari hukuman karena kamu selalu berjanji tidak akan mengulangi tapi kali ini sudah tidak bisa ditolerir Apapun alasanmu kamu tetap akan saya hukum ucap Baginda Raja sementara Abu Nawas hanya terdiam kepalanya tertunduk tak berani menatap kira-kira hukuman apa yang pantas diberikan supaya Abu Nawas kapok dengan perbuatannya tanya Baginda Raja kepada penasehat istana kemudian penasehat istana mengusulkan Bagaimana kalau Abu Nawas dihukum dengan cara minum air yang mendidih 


ternyata usulan tersebut langsung diterima Baginda Raja usulanmu bagus sekali saya setuju denganmu kata Baginda Raja seketika Abu Nawas langsung pucat pasi tubuhnya menjadi gemetaran ampun Paduka yang mulia hamba mohon keringanan hukuman tinta Abu Nawas membalas keputusanku sudah bulat Abu Nawas dan tak bisa ditawar-tawar balas Baginda Raja Abu Nawas tak sanggup membayangkan betapa Pedihnya rasa sakit yang akan ia alami bahkan bisa berakibat kematian Baiklah Paduka kalau itu memang sudah keputusan Paduka saya terima dengan berat hati Tapi sebelum saya menjalani hukuman Izinkan saya menemui istri dan anak-anak saya untuk berpamitan ujar Abu Nawas 


sejenak Baginda Raja terdiam ia heran dengan kata-kata Abu Nawas berpamitan Maksudnya bagaimana Abu Nawas tanya Baginda Raja heran begini Paduka apabila air mendidih masuk ke dalam perut bukan hanya lidah dan bibir saja yang akan melepuh Tapi semua organ tubuh di dalamnya juga ikut melepuh tidak menutup kemungkinan saya akan mati saat itu juga jelas Abu Nawas sontak Baginda Raja terkejut ia tak menyadari akan hal itu Kasihan juga Abu Nawas tapi Masa saya harus menarik kembali ucapan saya itu tidak mungkin martabat saya sebagai raja akan jatuh pikir Baginda Raja Baiklah Abu Nawas saya penuhi permintaanmu sekarang juga Kamu pulang tapi besok kamu harus sudah ada di 


sini titah Baginda Raja Abu Nawas pun lalu undur diri pamit pulang sesampainya di rumah Abu Nawas memberitahu istri dan anak-anaknya tentang hukuman yang akan ia jalani itu sama saja dihukum mati Mengapa Baginda Raja sekejam itu kata istrinya tak terima Sudahlah Wahai istriku Bila memang ini sudah Takdirku untuk mati saya harap kamu dan anak-anak mengikhlaskan kepergianku tutur Abu Nawas mereka lalu menangis sambil berpelukan erat malam pun semakin larut Abu Nawas masih belum dapat memejamkan mata ia terus meratapi nasib yang tengah dihadapinya namun Ia terus mencari cara bagaimana supaya bisa lolos dari hukuman saat Abu Nawas sedang memutar otaknya tiba-tiba rasa lapar mulai menghinggap Wahai istriku Adakah makanan yang tersisa untukku tanya Abu Nawas saya sudah menyiapkan sop panas di atas meja tapi sepertinya sekarang sudah dingin jawab sang istri sudah dingin Memangnya kapan kamu 


membuat sopnya tanya Abu Nawas kembali tadi sewaktu habis Isya ini kan sudah tengah malam Jadi wajar kalau sopnya sudah dingin kata sang istri menjelaskan mendengar itu terbersitlah di otak Abu Nawas akan ide yang cemerlang tapi Abu Nawas sengaja tidak memberitahu istrinya sebab Ia tidak ingin rencananya menjadi berantakan setelah menjelang pagi hari Abu Nawas mengumpulkan para tetangganya ia memberitahu mereka bahwa dirinya hari itu akan dihukum mati dan ia meminta agar para tetangganya ini ikut bersamanya ke istana berita mengejutkan ini tentu saja membuat mereka kaget ia tak menyangka Baginda Raja bisa setega itu Abu Nawas tamu kan dekat dengan Baginda Raja Kenapa tidak minta ampunan darinya tanya mereka biarlah nasi sudah menjadi bubur Baginda Raja juga tidak akan mencabut ucapannya terang Abu Nawas maka 


berangkatlah Abu Nawas ke istana dengan didampingi Keluarga dan para Tetangga melihat kedatangan Abu Nawas bersama orang banyak Baginda Raja pun bertanya Hei Abu Nawas Kenapa kau bawa orang banyak sekali apa kehendak melawanku dengan ekspresi wajah sedih Abu Nawas menjawab ampun Paduka Paduka Jangan salah paham mereka semua adalah tetangga saya Paduka Mereka ingin melepas kepergian saya Baginda Raja pun tidak keberatan hal itu Baiklah Abu Nawas Apakah kau siap menjalani hukuman tanya Baginda Raja saya siap Paduka silahkan bawa kemari air mendidihnya balas Abu Nawas lalu beberapa prajurit istana membawakan bejana yang berisi air mendidih kehadapan Abu Nawas sekarang kamu minum air mendidih itu Abu Nawas kita Baginda Raja siap Paduka yang mulia Tapi sebelumnya ijinkan saya meminta maaf dan berpamitan kepada keluarga saya dan para tetangga minta Abu Nawas Oh silahkan ucap 


Baginda Raja kemudian Abu Nawas menghampiri istri dan anak-anaknya suara tangis istri dan anak-anak Abu Nawas pun pecah orang-orang yang hadir pun ikut bersedih tak terasa air mata Baginda Raja juga ikut menetes sebenarnya Baginda Raja tidak tega tapi ia tak mungkin membatalkan hukuman sang istri begitu erat memeluk Abu Nawas seakan-akan tidak ingin berpisah lalu Abu Nawas menghampiri satu persatu tetangganya Ia menyampaikan permintaan maaf dan berpamitan karena banyaknya tetangga yang ikut hadir tentu saja memakan waktu yang cukup lama hingga tak terasa air mendidih yang ada di dalam bejana 


menjadi dingin setelah Abu Nawas selesai berpamitan ia segera mengambil air di bejana dan meminumnya sampai habis tentu saja Abu Nawas tidak mengalami suatu apapun sebab air yang ada di dalam bejana sudah menjadi dingin Paduka yang mulia saya sudah menjalani hukuman ijinkan saya pulang minta Abu Nawas melihat hal itu Baginda Raja menjadi bengong Hei Abu Nawas Bukankah Saya menyuruhmu minum air mendidih tanya Baginda Raja benar Paduka tapi air di bejana itu kan tadinya mendidih Jangan salahkan saya kalau air itu menjadi dingin Saya hanya melakukan apa yang seharusnya saya lakukan jawab Abu Nawas berkat kecerdikannya inilah akhirnya Abu Nawas kembali lolos dari hukuman maut Ia pun dipersilahkan pulang oleh Baginda Raja bersama anak istri dan para Tetangga sampai di sini dulu perjumpaan kita Semoga anda terhibur wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama