ABU NAWAS MENJAHILI KAWAN DENGAN JUBAH INDAHNYA

ABU NAWAS MENJAHILI KAWAN DENGAN JUBAH INDAHNYA

Assalamualaikum semuanya semoga Allah senantiasa memberikan keberkahan kepada kita semuanya amin ya robbal alamin pernah Pada suatu hari Abu Nawas main ke rumah temannya yang berada di luar kota dia bernama Hasan mereka adalah dua sahabat Karim yang sama-sama tak kalah lucunya dan sama-sama cerdik sehingga saat Abu Nawas di rumah kawannya itu ia seringkali dikerjai Hai Abu Nawas kamu suka daging sapi atau daging kambing tanya Hasan mendengar tawaran Hasan Abu Nawas mengira akan disuguhi makanan dan disuruh memilihnya terserah kamu sajalah Kambing Saya suka sapi Saya juga suka jawab Abu Nawas tidak bisa begitu dong Abu Nawas kamu harus memilih salah satunya ujar Hasan Ya udah saya suka daging sapi balas Abu Nawas berarti kita sama dong saya juga suka daging sapi tutur Hasan Setelah lama mengobrol Abu Nawas tak kuasa menahan lapar Ia pun menagih tawaran temannya Hai Hasan mana makanan daging sapinya 
Saya sudah lapar sekali ucap Abu Nawas loh tadi itu Kan saya cuma tanya kamu suka daging sapi atau daging kambing kalau suka daging sapi berarti selera kita sama Lagian uang dari mana saya beli daging sapi Kamu kan tahu sendiri Abu Nawas Saya ini orang miskin kita makan roti kering ini aja ya Balas Hasan mereka berdua pun akhirnya tertawa bersama-sama dan pada waktu itu Abu Nawas berulang kali dikerjai oleh Hasan yang membuat Abu Nawas tak kuasa menahan malu singkat cerita beberapa bulan kemudian gantian Hasan yang bertandang ke rumah Abu Nawas melihat sahabat karibnya datang Abu Nawas langsung menyambutnya dengan hangat Hasan dipersilahkan masuk dan dijamu hidangan daging sapi ini baru yang namanya daging sapi bukan roti kering Saya harap kamu bisa membedakannya celetuk Abu Nawas Mendengar hal itu Hasan pun langsung tertawa diikuti oleh tawa Abu Nawas setelah acara jamuan makan selesai terlintas di benak Abu Nawas untuk gantian mengerjai Hasan Hasan Mari ikut aku akan aku perkenalkan dengan kawan-kawanku ajak Abu Nawas Baiklah tapi tolong Abu Nawas pinjamkan jubahmu yang paling bagus karena pakaianku 


jelek dan kumal balas Hasan maka Abu Nawas pun meminjamkan jubah yang paling bagus yang ia punya Setelah itu mereka berdua pergi dan mengunjungi salah satu teman Abu Nawas Perkenalkan ini temanku namanya Hasan tetapi jubah yang ia kenakan adalah milikku ucap Abu Nawas kepada kawannya merasa terganggu oleh perkataan Abu Nawas Hasan pun menunggu sampai mereka meninggalkan rumah temannya Hai Abu Nawas Mengapa kau mengatakan bahwa jubah yang aku pakai adalah milikmu Tolong jangan lakukan itu lagi pada kunjungan berikutnya minta Hasan kepada Abu Nawas Abu Nawas pun mengiyakannya mereka lalu meneruskan kunjungan berikutnya ke rumah teman Abu Nawas yang lain kali ini Abu Nawas mengatakan Perkenalkan ini temanku 


namanya Hasan jubah yang ia kenakan adalah miliknya bukan milikku ucap Abu Nawas kepada kawannya setelah mereka berdua pergi Hasan kembali menyatakan kejengkelannya Ia pun berseru Mengapa sih engkau masih saja membesar-besarkan persoalan Dengan mengatakan bahwa jubah ini adalah milikku dan bukan milikmu tolong Abu Nawas Jangan lakukan itu lagi pada kunjungan selanjutnya brutu Hasan kepada Abu Nawas untuk kedua kalinya Abu Nawas menghiaskan permintaan Hasan ketika mereka berdua sampai di rumah 


teman Abu Nawas berikutnya Abu Nawas berkata Perkenalkan ini temanku namanya Hasan dan saya tidak mengatakan apapun Apakah jubah yang ia kenakan adalah miliknya atau milik saya ucap Abu Nawas kepada kawannya Mendengar hal itu spontan Hasan berlari meninggalkan Abu Nawas sementara Abu Nawas tertawa terpingkal-pingkal melihat reaksi Hasan yang enek dengan tingkah Abu Nawas ini cerita berikutnya diceritakan Abu Nawas memiliki kebun yang cukup luas kebun tersebut sudah lama ia Tanami berbagai macam sayuran yang menghasilkan pundi-pundi uang cukup banyak karena itulah ia tidak ingin kebunnya dimasuki oleh maling Bahkan ia juga tidak terima bila kebunnya dirusak 


meskipun hanya sedikit Abu Nawas tak segan-segan akan memukulnya siapapun itu setiap pagi Abu Nawas mengurusi kebunnya sampai menjelang siang suatu hari saat Abu Nawas sedang beristirahat di kebun tiba-tiba ia melihat ada seekor sapi memasuki kebunnya yang lebih mengejutkan lagi sapi tersebut dengan asyiknya memakan daun-daunan dan semua tanaman yang ada di situ tentu saja hal ini membuat Abu Nawas jengkel Ia pun lalu mengambil ranting pohon yang cukup tebal dan panjang Ia berlari mengejar sapi tersebut melihat ada ancaman datang sapi itu segera berlari menghindari kejaran Abu Nawas Abu Nawas bertambah jengkel karena si sapi tak kunjung keluar dari kebunnya Yang ada malah hampir semua tanamannya rusak akibat terinjak-injak oleh sapi tersebut 

ABU NAWAS MENJAHILI KAWAN DENGAN JUBAH INDAHNYA


setelah beberapa menit akhirnya sapi itu berhasil keluar dari kebun dan selamat dari amarah Abu Nawas akibat kejadian itu Abu Nawas sangat menaruh dendam kepada sapi tersebut Setiap hari ia selalu menunggu kehadiran si sapi di kebunnya namun sampai seminggu sapi itu tak kunjung muncul kembali hingga pada suatu ketika saat Abu Nawas pulang dari kebunnya ia berpapasan dengan seorang petani yang sedang menaiki gerobak dan gerobak tersebut ternyata ditarik oleh sapi yang tempo hari merusak kebunnya Nah itu dia sapinya kali ini kau tidak bisa menghindar dariku kata Abu Nawas geram tanpa banyak tanya Abu 


Nawas segera mengambil ranting dan memukul sapi tersebut berulang-ulang si sapi hanya bisa pasrah ia tak bisa berlari menghindar karena sedang menarik gerobak Tapi tentu saja perbuatan Abu Nawas ini membuat si petani marah hei Ada apa dengan sapiku Kenapa kamu terus-terusan memukulnya bentak si petani Abu Nawas bukannya malu tapi malah ikut-ikutan marah jangan ikut campur ini urusanku dengan sapi ia tahu kesalahan yang telah diperbuatnya balas Abu Nawas si petani hanya bisa melongok mendengar jawaban Abu Nawas setelah puas memukulnya Abu Nawas lalu pergi meninggalkan sapi dan si petani Dasar orang gila gerutu si petani ia kemudian melanjutkan perjalanannya kisah selanjutnya kisah kecerdikan Abu Nawas seakan tidak ada habisnya ada saja yang menjadi cerita untuk menghibur diantaranya adalah kisah saat Abu Nawas yang 


menjual kipas ajaibnya konon kipas tersebut katanya bisa awet hingga 100 tahun walau terkesan mustahil ternyata masuk akal juga apabila cara menggunakannya sesuai dengan arahan Abu Nawas berikut ini kisah selengkapnya suatu ketika saat Abu Nawas sedang asyik berjalan-jalan di pasar ia melihat seorang pemuda sedang berjualan baju di pinggiran jalan baju bagus dan istimewa silahkan dipilih teriak Pemuda tersebut di sebelah dagangan si Pemuda tertulis kalimat dijamin tidak luntur karena tertarik Abu Nawas pun mendekatinya silahkan tuan tuan mau beli baju tanya si Pemuda Aku mau lihat-lihat dulu kalau ada yang cocok baru aku beli jawab Abu Nawas Oh silahkan Tuan silahkan dipilih balas si Pemuda setelah Abu Nawas menemukan baju yang cocok Ia lalu berkata Ini bajunya sih bagus warnanya juga indah tapi apa benar dijamin tidak luntur tanya Abu Nawas jangan khawatir Tuan Pokoknya sesuai dengan tulisan jawab si Pemuda Betulkah berapa 


harganya tanya Abu Nawas kembali harganya 100 Dinar Tuan jawab shiba mudah Waduh mahal sekali biasanya harga baju hanya 10 Dinar ujar Abu Nawas tidak boleh Tuan karena ini sudah harga pas Timpal si Pemuda sejenak Abu Nawas terdiam bajunya memang bagus warnanya juga indah apalagi tertulis dijamin tidak luntur mungkin karena itulah harganya jadi mahal pikir Abu Nawas dalam hati Baiklah aku beli baju ini kata Abu Nawas Terima kasih Tuhan Semoga Tuan puas belanja di tempat saya balas si Pemuda kegirangan singkat cerita Abu Nawas pun pulang dengan membawa baju barunya namun sialnya Di tengah perjalanan baju barunya terjatuh dan kotor Abu Nawas pun terpaksa harus mencucinya sesampainya di rumah baju baru tersebut langsung direndam ke dalam air tapi tiba-tiba warna baju yang tadinya bagus mendadak menjadi pudar dan luntur 


kurang ajar aku telah ditipu katanya dijamin tidak luntur gerutu Abu Nawas merasa kesal karena ditipu Abu Nawas langsung menemui si pemuda di pasar Hai anak muda ternyata kamu penipu hardik Abu Nawas penipu Memangnya saya menipu apa Tuan Tanya pemuda itu berkelit kamu bilang dijamin tidak luntur tapi ternyata baru saja direndam langsung luntur tutur Abu Nawas Saya tidak bilang dijamin tidak luntur anda sendiri yang mengatakan begitu sahut si Pemuda tapi saya mengatakan itu karena saya membaca tulisan yang ada di samping baju-baju jualanmu itu protes Abu Nawas Oh kalau itu berarti anda yang salah baca tuan Anda membacanya dari kiri ke kanan dijamin tidak luntur kalau kita kan 


orang Arab Tuan bacanya dari kanan ke kiri luntur tidak dijamin kata si Pemuda menjelaskan Abu Nawas pun tak bisa menyangkal perkataan si Pemuda terpaksa ia kembali ke rumah dengan perasaan dongkol akan kubalas kau nanti batin Abu Nawas di rumah Abu Nawas terus mencari cara agar bisa membalas perbuatan Pemuda tersebut tidak lama kemudian Ia pun tersenyum itu pertanda Abu Nawas telah menemukan ide yang cemerlang esok paginya Abu Nawas pergi ke pasar ia sengaja berjualan tepat di samping dagangan si Pemuda kipas-kipas silahkan dipilih kipas bagus dan awet sampai 100 tahun teriak Abu Nawas berhubung Saat itu cuaca lagi panas pemuda itu mendekati Abu Nawas Berapa harga kipasnya Tuan Tanya si Pemuda Oh murah sekali anak muda hanya 100 Dinar jawab Abu Nawas apa 100 Dinar Anda bilang murah dimana-mana harga kipas cuma satu Dinar Tuan balas si pemuda ini kan bukan kipas biasa ini kipas bukan sembarang 


kipas kipas ini tidak akan rusak sampai 100 tahun ujar Abu Nawas sejenak pemuda itu terdiam kalau sampai bertahan selama 100 tahun Tidak ada salahnya harganya mahal pikir Pemuda tersebut Baiklah tuan saya beli satu kata si Pemuda setelah transaksi selesai Abu Nawas buru-buru pulang dengan membawa uang 100 Dinar hasil penjualan kipasnya sementara si pemuda yang mulai kepanasan segera menggunakan kipasnya tapi baru beberapa menit dipakai kipasnya mendadak rusak kurang ajar aku ditipu batin si pemuda merasa geram Ia pun langsung pergi ke rumah Abu Nawas untuk meminta ganti rugi Hei Tuan anda ternyata penipu katanya kipas ini kuat sampai 100 tahun ini baru dipakai beberapa menit saja sudah rusak bentar si Pemuda Kenapa bisa rusak kamu pasti 


salah Cara pakainya kipas saya yang lainnya juga masih utuh jawab Abu Nawas enteng salah Bagaimana Tuan Tanya si Pemuda kebingungan Abu Nawas pun lalu menjelaskan begini anak muda cara pakai kipas biar awet bukan kipasnya yang digerak-gerakan Tapi kepala kamu yang digerakkan ke kanan dan ke kiri pasti kipasnya akan awet sampai 100 tahun tutur Abu Nawas mendengar jawaban tersebut si Pemuda hanya terdiam Ia pun menyadari bahwa ini adalah pembalasan atas perbuatannya tempo hari kepada Abu Nawas dan Abu Nawas pun akhirnya berhasil mendapatkan kembali uang 100 dinarnya kisah selanjutnya diantara penduduk kota Abu Nawas dikenal sebagai sosok pemberani pekerja keras penuh semangat dan giat dimanapun Abu Nawas berada kawan-kawannya berkumpul mengerumuni dia mereka selalu ingin mendengarkan kisah jenakanya suatu kali saat Abu Nawas nongkrong di warung bersama kawan-kawannya datanglah seorang saudagar kaya saudagar tersebut mengatakan bahwa dirinya 


sedang membutuhkan seseorang yang pemberani orang-orang di situ lalu menunjuk Abu Nawas Tuan datang di tempat yang tepat karena di sini ada orang yang terkenal pemberani ucap mereka Siapa orangnya tanya si saudagar itu dia orangnya jawab mereka sembari menunjuk Abu Nawas kemudian saudagar kaya segera menghampiri Abu Nawas Apakah kau bersedia bekerja untukku Aku akan memberimu bayaran yang besar dan juga ada bonusnya tutur saudagar tersebut itu sih tergantung pekerjaan Apa yang hendak Tuhan berikan Kalau menurut saya cocok Saya bersedia melakukannya balas Abu Nawas begini Abu Nawas aku akan 


pergi berdagang keluar kota dan tugasmu mengawal perjalananku ucap si Saudagar cuman mengawal tidak ada tugas lain tanya Abu Nawas memastikan benar Abu Nawas tugasmu hanya mengawal agar aku selamat sampai tujuan jawab saudagar tersebut Baiklah saya setuju tapi aku butuh uang untuk keluargaku selama aku tinggalkan balas Abu Nawas kemudian saudagar tersebut memberi Abu Nawas sejumlah uang esok harinya Abu Nawas dan saudagar kaya mulai melakukan perjalanannya di sepanjang perjalanan Abu Nawas dengan penuh waspada mengawasi dan mengawal saudagar kaya di tengah perjalanan saudagar tersebut meminta untuk istirahat sebentar Mereka pun duduk di bawah 


naungan pohon besar Abu Nawas turunkan barang bawaan dari punggung keledai agar dia bisa ikut beristirahat pinta saudagar kaya maaf tuan sesuai dengan perjanjian tugas saya hanya mengawal dan menjaga keselamatan Tuan sahut Abu Nawas si saudagar terpaksa melakukannya sendiri ia menurunkan semua barang bawaan dari punggung keledai tak Berapa lama saya saudagar kembali berkata perutku sangat lapar Abu Nawas Buatlah masakan untuk kita lagi-lagi Abu Nawas menjawab dengan alasan yang sama maaf tuan sesuai dengan perjanjian tugas 


saya hanya mengawal dan menjaga keselamatan Tuan sahut Abu Nawas untuk kedua kalinya si saudagar melakukannya sendiri Ia memasak makanan daging kelinci yang lezat aromanya sangat menggugah selera makan hingga membuat Abu Nawas Tak sabar untuk segera mencicipinya setelah selesai memasak saudagar itu berkata kepada Abu Nawas kemarilah Abu Nawas kita makan sama-sama Ajak si saudagar kaya Baiklah Tuhan rasanya Saya tidak enak hati kalau terus-terusan menolak perintah Tuhan timbal Abu Nawas Wah luar biasa masakan Tuan lezat sekali harusnya Tuan buka restoran juga pasti banyak pembelinya Puji 


Abu Nawas kamu kalau memuji orang pintar Juga Abu Nawas balas saudagar tersebut setelah mereka selesai makan dan istirahat maka mereka berdua kembali melanjutkan perjalanan kini mereka berjalan melewati hutan belantara pemandangan indah dan sejuk membuat perjalanan semakin menyenangkan namun dikala mereka sedang asyik tiba-tiba muncul seekor macan tentu saja hal ini membuat Abu Nawas terkejut dan ketakutan kenapa kau tak bilang kalau hutan ini ada hewan buasnya tanya Abu Nawas panik dari pertama kan sudah aku katakan Aku butuh seorang pemberani untuk mengawal perjalananku balas sesok 


dagar Ayo Abu Nawas Tunjukkan keberanianmu selamatkan aku dari hewan buas itu karena itu adalah tugasmu kata si saudagar melanjutkan apa yang harus aku lakukan menyelamatkan diri sendiri saja belum tentu bisa apalagi menyelamatkan saudagar itu ucap Abu Nawas dalam hati Ayo Abu Nawas Apa yang harus kita perbuat agar selamat terlihat si Saudagar Abu Nawas yang dalam keadaan panik pura-pura bersikap tenang dan berkata Sabar Tuan sabar begini caranya secepat kilat Abu Nawas langsung lari terbirit-birit hal itu menarik perhatian si macan si Macan pun segera mengejar Abu Nawas Abu Nawas sempat menoleh ke belakang ternyata Macan itu mengejar dirinya dan meninggalkan sesok Dakar bersama 


keledainya si saudagar dan keledainya pun selamat dari ancaman binatang buas setelah dirasa macan sudah jauh si saudagar melanjutkan perjalanan bersama keledainya sementara Abu Nawas masih terus berlari menyelamatkan diri saat ia berlari melewati sungai tiba-tiba Seekor buaya hendak menyerangnya tapi buaya tersebut malah diserang duluan oleh macan akhirnya kedua binatang buas saling 

ABU NAWAS MENJAHILI KAWAN DENGAN JUBAH INDAHNYA


berkelahi Abu Nawas pun lolos dari kejaran macan dalam kondisi kehabisan tenaga Abu Nawas tiba ditampungnya dia menghirup nafasnya dalam-dalam Alhamdulillah akhirnya aku bisa selamat Tak lama kemudian kawan-kawannya datang menghampiri Abu Nawas dan menanyakan apa yang terjadi aku telah menyelamatkan saudagar itu dari serangan macan tapi aku menebusnya dengan berlari ketakutan setengah mati jawab Abu Nawas sampai disini dulu perjumpaan kita Semoga anda terhibur wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama

DMCA